Harga Rental Mobil Jogja: Masih Normah Hingga H-2 Idul Fitri 1439 H
Harga rental mobil Jogja masih normal hingga H-2 Idul Fitri 1439 H. Kita yang mudik hanya sekitar Kota Jogja bisa menikmati harga rental mobil Jogja murah ini sebelum mudik. Jadi, mari kita nikmati sepuasnya momen Ramadan di kota gudeg ini sebelum pulang kampung.
Harga rental mobil Jogja bisa kita tanyakan langsung pada customer service-nya. Hal ini kita lakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya diskon dadakan sebelum momen lebaran nanti. Itu bisa saja terjadi karena Alif Transport sangat suka memberikan diskon sewaktu-waktu. Dengan demikian, memperoleh harga diskon atau tidak tergantung dengan rezeki para konsumen.
Harga rental mobil Jogja akan terasa lebih ringan saat kita rental bersama teman-teman. Mungkin masih ada di antara teman kita yang belum mudik atau mudiknya tidak terlalu jauh dari Kota Jogja. Teman tersebut sangat tepat kita ajak untuk menikmati harga rental mobil Jogja yang masih stabil ini.
Mari segera kita booking sewa mobil Jogja dengan menghubungi customer service Alif Transport. Sembari menunggu transaksi selesai, mari kita nikmati kisah drama berikut ini. Naskah drama ini berjudul Kemerdekaan karya Wisran Hadi. Selamat menikmati dan menghayati kisah berikut ini.
Lembah itu dikelilingi bukit batu yang terjal. Bulan menggantung pada awan hitam yang berarak pelan. Dua orang lelaki, Yang Tua dan Yang Muda berada dalam kesiapan yang penuh menunggu sesuatu, mungkin musuh. Tetapi setelah sekian lama ditunggu, sesuatu atau musuh itu tidak juga datang. Bahkan mungkin tidak akan datang sama sekali. Yang Muda menarik nafas panjang, Yang Tua berjalan mondar mandir melepaskan kegelisahan.
YANG TUA:
Lama sekali kita terkurung di sini. Di sana, di puncak bukit dan di mulut lembah itu mereka dengan senjata siap di tangan menunggu kita ke luar dari sini. Rasanya aku menjadi lebih tua sebelum waktunya.
YANG MUDA:
Bertahun kita telah mengalami keadaan seperti ini. Tapi kini, kenapa kau tiba-tiba jadi pengecut? Bukankah dulu kau yang selalu mengajarkan keberanian padaku?
YANG TUA:
Terlalu banyak yang harus kita pikul. Dan teman-teman yang menyelusup kepungan mereka tidak seorangpun yang kembali. Kematian mengelilingi kita, sehingga sulit membedakan apakah kita sekarang ini masih dapat disebut hidup.
YANG MUDA:
Kalau mati yang akan kita persoalkan, siapa yang tidak takut mati? Tapi bagaimana kita dapat membiarkan mereka memaksakan kehendaknya? Mereka memaksa kita tetap berada di bawah kekuasaannya.
YANG TUA:
Dibanding dengan keadaan kita di sini, hal semacam itu tidaklah merugikan.
YANG MUDA:
Siapapun juga akan memberikan perlawanan bila sesuatu dipaksakan kepadanya. Dan lagi, mereka ingin merobah apa yang telah menjadi cita-cita kita selama ini.
Bersambung [1]