Harga Rental Mobil Jogja Pastinya Murah dan Berkualitas
Harga rental mobil Jogja dapat dipastikan jauh lebih murah daripada harga rental mobil di kota lainnya. Kemudian, tidak semua rental mobil Jogja yang memberikan harga murah. Kita mesti pintar memilih harga rental mobil Jogja dan itu menandakan bahwa kita harus pintar memilih tempat rental mobil Jogja.
Harga rental mobil Jogja yang sangat cocok untuk kita hanya ada di Alif Transport. Tempat rental mobil ini berada di Jalan Kaliurang KM 5,2 D3A Karangwuni, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika kita mahasiswa Jogja pastinya sudah familiar dengan tempat rental mobil tersebut. Bila kita masih belum mengenalinya, mari lakukan perkenalan dan segera booking mobil-mobilnya untuk perjalanan kita ke mana saja.
Harga rental mobil Jogja ini sungguh murah. Itu disebabkan adanya berbagai diskon yang diberikan sewaktu-waktu. Tentunya kita sudah penasaran dengan berbagai diskon tersebut. Kemudian, besaran diskon yang diberikan tentunya juga membuat kita penasaran. Oleh karena itu, segera hubungi narahubung kami untuk menjawab rasa penasaran ini.
Mari kita lanjutkan kisah Ibu Suri dalam naskah drama ROH karya Wisran Hadi. Pastinya kita penasaran dengan lanjutan kisahnya. Apalagi sambungan kisah tersebut sudah berada pada pertemuan Ibu Suri dengan ROH berikutnya, yaitu ROH yang kedua.
IBU SURI
Kenapa begitu, Datuk Perpatih?
TOKOH II
Suri hidup dari pasungan kecil ke pasungan besar. Semenjak pasungan kecil sampai pasunan besar. Suri tidak merasa lagi pasungan memasung dirinya, memasung hidupnya.
IBU SURI
O, datuk Perpatih Nan Sbatang. Carikan obat untuk Suri. Carikan juga, carikan.
TOKOH II
Kau benar-benar pencinta Suri (BERPUTAR BEBERAPA KALI, TIBA-TIBA BERHENTI DI DEPAN IBU SURI) Obatnya telah kutemukan, tapi kau menderita karenanya.
IBU SURI
Demi Suri, biarlah kumati. Apa obatnya Datuk?
TOKOH II
Rantau.
IBU SURI
Rantau? O, Datuk Perpatih.
TOKOH II BERPUTAR-PUTAR MENGELILINGI IBU SURI. BEGITU JUGA PEMAIN LAINNYA BERPUTAR MENGELILINGI SESAJIAN.
IBU SURI
Suri harus merantau? Meninggalkan negerinya sendiri. Meninggalkan aku sendiri. O, Perpatih. Laut sakit, rantau bertuah, jika pulang Suri ku musnah.
PARA PEMAIN TERUS BERPUTAR-PUTAR SEPERTI GASING DAN TOKOH II BERGABUNG DENGAN MEREKA. DARI MULUT MEREKA TERDENGAR SUARA TELAPAK KUDA BERLARI MENJAUH. MANDA MEMISAHKAN DIRI DARI KELOMPOK ITU DAN BERPUTAR-PUTAR MENDEKATI IBU SURI. PARA PEMAIN TERUS BERPUTAR DAN KEMBALI KE TEMPAT SESAJIAN.
MANDA MENIUP LAMPU MINYAK TANAH YANG MENYALA DAN MENURUNKAN KAIN HITAM PENUTUP DIRINYA. KINI MANDA TELANJANG DADA, LETIH SELETIH-LETIHNYA. DIA MENGUAP BEBERAPA KALI. DILIHATNYA IBU SURI MENANGIS.
MANDA
Kenapa kau menangis? Apakah Suri dapat disembuhkan? Ramuan apa yang harus diberikan?
IBU SURI
Obatnya terlalu sulit Manda.
TOKOH I
Apa?
IBU SURI
Perpisahan! Mengutuki semua yang suci! O, Manda. Haruskah aku berpisah dari Suri. Perpisahan Manda, berarti kehilangan. (LEMAH TERKULAI).
PARA PEMAIN KEMBALI MENGELILINGI IBU SURI, MANDA BERGABUNG DENGAN MEREKA. DALAM LINGKARAN PEMAIN YANG BERGERAK SEMAKIN RITMIS ITU, TERDENGAR SUARA IBU SURI MERATAP. MERATAPI KEPERGIAN SURI KE RANTAU. DALAM PANTUN YANG DIDENDANGKAN.
Hilang Sinyaru tampak pagai
Hilang dilamun-lamun obak
Hilanglah Suri dalam badai
Hilang di mata orang yang banyak
PARA PEMAIN DAN MANDA YANG BERGERAK BERIRAMA MENGIKUTI RATAPAN ITU, KINI DUDUK DI SEKELILING IBU SURI. IBU SURI BANGKIT PERLAHAN DAN MEMANDANG KE KEJAUHAN.
IBU SURI
Suri, kulepas kau pergi ke rantau bebas. Suri tak lagi membangkit batang terendam. Di rantau Suri bukan lagi mengumpul kekayaan. Suri tak hanya menuntut ilmu. Rantau Suri bukan lanjutan rantau kebiasaan.
PARA PEMAIN (BERDIRI DAN KEMBALI BERPUTAR MENGELILINGI IBU SURI, MEREKA BERGERAK BERIRAMA SAMBIL BERNYANYI)
Maekum malekum malekum salam
Lam malekum salam. Malekum salam. Malekum salam
KEMUDIAN MEREKA KEMBALI DUDUK MENGELILINGI IBU SURI
IBU SURI (LEBIH BERINGAS DAN BICARA LEBIH KERAS)
Suri, kurelakan kau pergi, ke rantau hitam impianku. Di rantau Suri ku, kawinlah dengan apa dan siapa saja. Selama adapt tetap membau di kampungmu. Di rantau Suri ku berbuatlah apa dan kapan saja. Selama agama tetap membisu di suraumu.
Di rantau Suri ku, bicaralah apa dan bagaimana saja. Selama kata rancu tak bermakna di rongga mulut datuk-datuk mu. Di rantau Suri ku tulis sejelas apa saja penjelasannya, selama nilai lama dan norma baru tetap meracau dalam ngalau[1] mu.
Di rantau Suri ku, karang karangan apa saja sekarang. Selama aturan kota dan hokum rimba, tindih bertupang di tikar pandanmu
PARA PEMAIN BERDIRI DAN BERPUTAR-PUTAR MENGELILINGI IBU SURI SAMBIL MENYERUAKAN SUARA TELAPAK KAKI KUDA BERLARI. IBU SURI HILANG DALAM KEHITAMAN KAIN PARA PEMAIN YANG MENGEMBANG DI UDARA.
KEMUDIAN, PARA PEMAIN KEMBALI KEPADA SESAJIAN MEREKA, IBU SURI LEMAH TAK BERDAYA, TERGELETAK DI LANTAI BEBERAPA LAMA.
[1] gua
Bersambung [7]