Persewaan Mobil di Jogja yang Cocok untuk Para Pemudik
Persewaan mobil di Jogja sungguh mudah didapatkan karena pertumbuhannya seperti jamur di tempat yang lembap. Ini didukung oleh Kota Jogja sebagai kota wisata. Semua kalangan masyarakat membutuhkan persewaan mobil di Jogja saat menginginkan liburan di Jogja.
Persewaan mobil di Jogja saat ini pasti sedang menjadi incaran para wisatawan. Wisatawan tersebut mungkin umumnya adalah pemudik yang pulang ke Jogja. Rindu kampung halaman dan pastinya ingin menikmati suasana Jogja yang sudah setahun ditinggalkan karena tanggung jawab pekerjaan di luar kota. Saat pulang kampung waktu lebaran ini adalah momen yang sangat tepat untuk melepaskan rindu dengan suasana Jogja. Keinginan hati tersebut pastinya membutuhkan persewaan mobil di Jogja.
Persewaan mobil di Jogja yang layak kita kunjungi ialah Alif Transport. Persewaan mobil di Jogja ini menyediakan berbagai jenis mobil yang bisa kita gunakan untuk liburan lebaran selama di Jogja. Mobil-mobil itu disewakan dengan harga yang relatif murah. Selain itu, mobil tersebut tidak perlu diragukan lagi keandalannya karena selalu dirawat dengan baik.
Kita yang ingin berkunjung ke persewaan mobil di Jogja (Alif Transport) bisa mendatangi alamat Jalan Kaliurang KM 5,2 D3A Karangwuni, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Alamat tersebut tidak terlalu jauh dari wilayah kampus UGM. Kita cukup bergerak 200 meter ke utara dari perempatan lampu merah MM UGM. Sembari menikmati perjalanan menuju lokasi tersebut, mari kita lanjutkan kisah dalam naskah drama Kemerdekaan karya Wisran Hadi berikut ini.
YANG MUDA:
Pasti ada waktu untuk suatu kemerdekaan.
YANG TUA:
Tapi bagaimana dengan keadaan kita sekarang? Bagaimana mengimbangi kekuatan mereka dengan tenaga kita yang ada? Bila kekuatan tidak seimbang, kemerdekaan yang kita perjuangkan itu tidak akan berhasil. Saat ini, persoalan kemerdekaan ditentukan oleh kekuatan.
Ah, aku tidak tahu berapa lama lagi keadaan seperti sekarang ini akan berakhir. Atau tidak tahu berapa sudah jumlah teman-teman kita yang telah tersungkur ke bumi di mulut lembah itu. Aku tidak tahu lagi, bagaimana bentuknya sebuah pasukan, yang selama ini kita banggakan, diandalkan sebagai suatu kekuatan. Segala apa yang dikatakan pemimpin kita telah kita lakukan. Berjuang sampai titik terakhir. Tapi keadaan seperti sekarang belum juga jelas bagaimana akhirnya, sementara aku sudah merasa dekat dengan titik akhirku. Saaat ini aku ingin sebuah kedamaian. Sebuah kampung yang penduduknya hidup tanpa dihantui rasa takut.
YANG MUDA:
Bagaimana kau dapat memperjuangkan kemerdekaan sementara kau tidak dapat memerdekakan dirimu dari kesangsian? Ya,ya, barangkali sudah waktumu istirahat.
Bersambung [3]