Rental Car Yogyakarta Bersama ”Color Theory on Photography”
Rental car Yogyakarta kali ini hendak dibawa ke mana? Rental car Yogyakarta tidak mesti kita kendarai untuk traveling. Ada saatnya rental car Yogyakarta dimanfaatkan untuk menimba ilmu pengetahuan.
Rental car Yogyakarta dapat kita kendarai ke agenda Color Theory on Photography. Mengikuti agenda ini kita akan mendapatkan pengetahuan baru tentang dunia potografi. Acara ini tentunya sangat bermanfaat untuk kita karena dunia fotografi bisa mendatangkan uang.
Agenda ini akan diselenggarakan hari Sabtu, 30 Juni 2018 pukul 14.30 WIB. Acara ini akan diisi oleh pemateri Haryanto Devcom. Beliau seorang profesional potografer. Agenda tersebut akan diselenggarakan di The Bean Garden Coffe. Posisi lokasinya di Ring Road Utara, khususnya di seberang Casagande.
Kita yang ingin menimba ilmu pengetahuan dalam acara ini segera mendaftarkan diri
ke panitia. Setelah itu, kita mesti booking rental car Yogyakarta sebagai teman perjalanan ke lokasinya. Setelah acara selesai, mobil rental ini bisa kita jadikan teman perjalanan menikmati malam minggu di kota nan istimewa. Sembari menunggu proses pemesanan selesai, mari kita nikmati kisah folklore berikut ini.
Kota Prapat
Pada zaman dahulu, di sebuah desa terpencil di pinggiran Danau Toba Sumatera Utara, hiduplah sepasang suami-istri dengan seorang anak perempuannya yang cantik jelita bernama Seruni. Selain rupawan, Seruni juga sangat rajin membantu orang tuanya bekerja di ladang. Setiap hari keluarga kecil itu mengerjakan ladang mereka yang berada di tepi Danau Toba, dan hasilnya digunakan untuk mencukupikebutuhan sehari-hari.
Pada suatu hari, Seruni pergi ke ladang seorang diri, karena kedua orang tuanya ada keperluan di desa tetangga. Seruni hanya ditemani oleh seekor anjing kesayangannya bernama si Toki. Sesampainya di ladang, gadis itu tidak bekerja, tetapi ia hanya duduk merenung sambil memandangi indahnya alam Danau Toba. Sepertinya ia sedang menghadapi masalah yang sulit dipecahkannya. Sementara anjingnya, si Toki, ikut duduk di sebelahnya sambil menatap wajah Seruni seakan mengetahui apa yang dipikirkan majikannya itu. Sekali-sekali anjing itu menggonggong untuk mengalihkan perhatian sang majikan, namun sang majikan tetap saja usik dengan lamunannya. Memang beberapa hari terakhir wajah Seruni selalu tampak murung. Ia sangat sedih, karena akan dinikahkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang pemuda yang masih saudara sepupunya. Padahal ia telah menjalin asmara dengan seorang pemuda pilihannya dan telah berjanji akan membina rumah tangga yang bahagia. Ia sangat bingung. Di satu sisi ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya, dan di sisi lain ia tidak sanggup jika harus berpisah dengan pemuda pujaan hatinya. Oleh karena merasa tidak sanggup memikul beban berat itu, ia pun mulai putus asa.
”Ya, Tuhan! Hamba sudah tidak sanggup hidup dengan beban ini,” keluh Seruni. Beberapa saat kemudian, Seruni beranjak dari tempat duduknya. Dengan berderai air mata, ia berjalan perlahan ke arah Danau Toba. Rupanya gadis itu ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat ke Danau Toba yang bertebing curam itu.
Sementara si Toki, mengikuti majikannya dari belakang sambil menggonggong. Dengan pikiran yang terus berkecamuk, Seruni berjalan ke arah tebing Danau Toba tanpa memerhatikan jalan yang dilaluinya. Tanpa diduga, tiba-tiba ia terperosokke dalam lubang batu yang besar hingga masuk jauh ke dasar lubang. Batu cadas yang hitam itu membuat suasana di dalam lubang itu semakin gelap. Gadis cantik itu sangat ketakutan. Di dasar lubang yang gelap, ia merasakan dinding-dinding batu cadas itu bergerak merapat hendak menghimpitnya.Lalu kemudian Seruni berteriak meminta tolong kepada anjing kesayangannya. Si Toki mengerti jika majikannya membutuhkan pertolongannya, namun ia tidak dapat berbuat apa-apa, kecuali hanya menggonggong di mulut lubang. Beberapa kali Seruni berteriak meminta tolong, namun si Toki benar-benar tidak mampu menolongnnya. Akhirnya gadis itu semakin putus asa. Dinding-dinding batu cadas itu bergerak semakin merapat. “Parapat! Parapat batu… Parapat!” seru Seruni menyuruh batu itu menghimpit tubuhnya.
Bersambung [1]
*Delsi Arma Putri