Rental Mobil di Jogja Murah Pastikan Jadi Teman Perjalanan Ke mana pun dan Kapan pun
Rental mobil di Jogja murah hanya ada di Alif Transport. Rental mobil di Jogja murah ini berada di Jalan Kaliurang KM 5,2 D3A Karangwuni, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi tersebut tidak berjauhan dari wilayah kampus UGM. Kita cukup berkendara 200 meter ke utara dari perempatan lampu merah MM UGM.
Rental mobil di Jogja murah ini dapat kita pesan melalui via online baik melalui whatshapp maupun online pada website. Penasaran dengan tarif rental mobil di Jogja yang murah ini? Silahkan segera hubungi customer service kami. Sembari menunggu proses transaksi selesai, mari kita nikmati cerita folklore berikut ini.
Rawang Tikuluak
Pada zaman dahulu kala ada seorang ibu yang tinggal berdua dengan seorang anak perempuanya. Keluarga tersebut hidup dalam keadaan sangat miskin. Seringkali mereka tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan sedikit pun. Pada suatu hari si ibu mengajak sang anak untuk mencoba meminjam beras pada sebuah keluarga karena sudah tidak ada lagi yang mau dimasak. Sang anak pun setuju, lalu keduanya pun berangkat pergi ke rumah keluarga tempat mereka meminjam beras. Si ibu membawa buntelan untuk tempat beras sementara sang anak berjalan di samping ibunya tersebut.
Sesampai di rumah keluarga tersebut bertepatan dengan saat kelurga tersebut saat makan. Lalu sang anak mengucapkan salam dan salamnya dijawab oleh yang punya rumah dan dipersilahkannya masuk. Tetapi sang anak hanya masuk sendirian dan melarang ibunya masuk. Lalu sang ibu hanya diam dan duduk menunggu di tangga rumah tersebut. Ketika sang punya rumah bertanya dengan siapa sang anak perginya, sang anak mengatakan dia pergi dengan pembantunya (pesuruhnya). Si Ibu yang mendengar ucapan si anak sangat terkejut dan bersedih. Kemudian si pemilik rumah memberikan pinjaman beras kepada mereka. Lalu sang anak menyuruh si Ibu yang membawa beban berat tersebut.
Dalam perjalanan pulang mereka melewati sebuah rawa (minang: rawang), tiba-tiba saja kaki sang anak terbenam dalam lumpur rawa. Lalu si anak menjerit minta tolong pada ibunya. Karena sang ibu masih sedih akibat perkataan sang anak tadi si ibu tidak memperdulikannya, si ibu malah berkata ’’cubo kao, kau tu palawan bana ka ambo (rasakanlah, itu karena anda sering membantah saya).” Sang anak lalu meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Lalu si ibu berkata lagi ’’tabanam banalah kau, nan ka jadi rawang tikuluak la kau (semoga kau tenggelam dan jadi rawang tikuluak).” Lama kelamaan tubuh sang anak makin terbenam dalam, sang anak terus meminta tolong pada ibunya. Melihat anaknya sudah tenggelam sebatas dada, si ibu merasa iba lalu segera menolongnya, namun apa dikata nasi sudah menjadi bubur. Sang anak terbenam sampai semua tubuhnya hilang. Lalu sang ibu mengambil ranting pohon dan menjadikannya sebagai peneduh anaknya. Sambil menangis ia melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
*Prima Yunia Sari