Rental Mobil Jogja Lepas Kunci Lebih Mudah daripada Melepasmu
Rental mobil Jogja lepas kunci merupakan layanan rental mobil yang paling digemari para wisatawan. Ini disebabkan rental mobil Jogja lepas kunci tarif sewanya sangat murah. Wisatawan yang berasal dari kalangan ekonomi menengah pun tetap bisa menikmati rental mobil tersebut. Menikmati rental mobil Jogja lepas kunci tentunya kita harus mahir menyetir. Jika tidak bisa mengendarai mobil, jasa rental mobil telah menyediakan sopir untuk kita.

Rental mobil Jogja lepas kunci tidak hanya favorite di kalangan wisatawan. Kalangan mahasiswa juga menggemari sistem rental mobil tersebut. Apalagi mahasiswa yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas. Mereka kalau rental mobil mesti memilih layanan rental mobil Jogja lepas kunci.
Rental mobil Jogja lepas kunci tidak hanya memberikan harga murah. Kita juga dilayani dengan persyaratan yang mudah. Apalagi mahasiswa yang ingin rental mobil Jogja lepas kunci ini tidak pernah merasa ribet dengan syarat yang diajukan tempat rental.
Kita yang ingin jalan-jalan akhir minggu ini silahkan segera hubungi narahubung kami. Rental mobil Jogja lepas kunci sudah menunggu telepon kita. Sembari menunggu customer service mengangkat telepon, mari kita nikmati lanjutan cerita naskah drama Nurani berikut ini.
BU HAJI :
Sebaiknya ditanyakan.
BU KEPALA :
Mestinya pelayan baru itu harus melaporkan dirinya pada kita.
BU HAJI :
Kok begitu?
BU KEPALA :
Iya dong! Apa saya harus bertanya pada seorang wanita yang mungkin isteri bawahan suami saya? E, ngomong-ngomong, sejak kita tamat sekolah, saya telah ditakdirkan menjadi isteri seorang kepala.
BU DOSEN
Isteri seorang kepala?
BU HAJI :
Kepala apa? Kepala Kantor? Kepala Daerah? Kepala Departemen? Kepala Gudang? Kepala Taman? Sekarang ini kepala-kepala kan banyak sekali. Kepala apa suamimu.
BU KEPALA :
Pokoknya suami saya seorang kepala. Dan orang-orang selalu memanggilku, Bu Kepala. Saya senang dipanggil Bu Kepala.
BU HAJI :
Suami saya seorang Haji. Walaupun saya sendiri belum pernah ke Mekkah, saya selalu dipanggil Bu Haji.
BU KEPALA :
Dan teman kita ini? Apa masih dipanggil Yulia?
BU DOSEN :
Yulia? Ah, itu kan nama semasa pacaran. Sekarang aku dipanggil Bu Dosen.
BU KEPALA :
Sarjana? Hebat dong!
BU DOSEN :
Suamiku dosen. Aku langsung dipanggil Bu Dosen.
BU KEPALA :
O, begitu.
BU HAJI :
Sebaiknya Bu Dosen menanyakan siapa wanita yang melap-lap korsi antik itu.
BU KEPALA :
Ya. Dan korsi itu korsi apa.
BU DOSEN :
Sebaiknya yang bertanya Bu Kepala saja. Ya kan?
BU KEPALA :
Saya? Ah, jangan begitu. Seorang isteri Kepala seperti saya ini, tidak pantas bertanya pada isteri bawahan. Bu Haji saja.
BU DOSEN :
Yaya. Bu Haji saja.
Ketiganya mendekati Nurani.
Bersambung [2]