Rental Mobil Jogja Murah Gerbang ke Sindu Kusuma Edu Park
Rental mobil Jogja murah saat akhir bulan mesti menjadi incaran kita. Apalagi momen bulan Ramadan seperti saat ini kita sangat menginginkan ngabuburit setiap saat. Namun, keinginan tersebut pasti terkendala budget bila tarif rental mobilnya menguras dompet. Kita tidak perlu khawatir sebab rental mobil Jogja murah mampu memberikan solusinya.
Rental mobil Jogja murah saat momen akhir bulan saat ini dapat kita arahkan ke Sindu Kusuma Edu Park. Destinasi ini menjadi pilihan terbaik sebab tidak terlalu jauh dari pusat Kota Jogja. Kondisi ini dapat menghemat pengeluaran BBM.
Sindu Kusuma Edu Park terletak di Jalan Jambon, Sleman. Rental mobil Jogja murah siap membawa kita untuk meluncur ke tempat tersebut. Mari segera kita booking supaya acara ngabuburit tetap berjalan menurut semestinya. Sembari menunggu transaksi selesai, mari kita lanjutkan kisah Ibu Suri dalam naskah drama ROH karya Wisran Hadi berikut ini.
MENUNGGU BEBERAPA SAAT, TAPI TIDAK TERJADI APA-APA
MANDA
Tadi sudah kukatakan mereka tidak akan datang, Ibu Suri. Mantramu sudah rancu makna. Kau sisipkan kata partisipasi. Partisipasi? Gotong royong maksudmu? Wajib? Sukarela? Paksaan? Ibu Suri. Kuingatkan padamu, dalam mantra kata tak bermakna ganda, karenanya mantra jauh berbeda daris astra. Perbedaannya begitu tajam dengan sebuah pembicaraaan.
IBU SURI
Biar pun mereka tidak mengerti dengan apa yang kukatakan. Mereka akan kuseret ke sini dengan segala kekuatan.
MANDA
Ingat lagi, Ibu Suri. Kuburan ini keramat dan suci. Makam seorang malin yang termashyur, malin dari sekalian malin. Seorang guru agama yang besar, punya kitab kuning dan merah. Seorang yang fanatic, taat, terkadang ekstrem.
Aku memang lupa namanya dan lupa waktu meninggalnya. Tapi, setiap jum’at dia terbang ke Mekah, pulang membawa anggur dan korma. Air pembasuh telapak kakinya, obat manjur encok dan patah tulang. Air ludahnya ditampung dan diperebutkan. Bila dibarutkan ke kepala, otak jadi cerdas berdebat dan bias tangkas.
Ibu Suri. Ziarah ke makam ini tujuh kali, sama nilainya dengan menunaikan haji satu tahun.
IBU SURI
Aku tak peduli!
MEMBACA MANTRA LAGI
Malekum malekum malekum salam
Lam malekum salam. Malekum salam.
Hai roh, hai arwah; hai kubur, hai, hai bangunlah dari tidur. Tembus segala timbunan, terobos segala tanah. Bangun. Bangun.
DAN MEMANG, PARA ROH BANGKIT DAN BERPUTAR-PUTAR DENGAN KAIN HITAMNYA. MENGELILINGI KUBURAN ITU. KEMUDIAN, MEREKA DUDUK MENGELILINGI KUBURAN ASMBIL BERUCAP:
“Hu! Tanku!”
“Hu! Tangmu!”
IBU SURI
Malekum malekum malekum salam
Lam malekum. Malekum salam
PARA ORH ITU BERGERAK LAGI. MEREKA BERJALAN MELINGKARI KUBURAN DENGAN GERAKAN-GERAKAN RITMIS, SAMBIL MENYANYI MEMBACA MANTRA:
Malekum malekum malekum salam
Lam malekum salam. Malekum salam
– LINGKARAN, GERAKAN DAN IRAMA NYANYIAN MEREKA MENGINGATKAN KITA PADA KESENIA TRADISI RAKYAT MINANGKABAU; RANDAI –
SETELAH ITU MEREKA DUDUK DAN SEORANG PEMAIN BERDIRI DI TENGAH LINGKARAN. PEMAIN ITU MARAH SEKALI
Bersambung [26]