Rental Mobil Jogja Pendamping Setia Saat Wisuda
Rental mobil Jogja kali ini akan menemani kita dalam rangka apa? Rental mobil Jogja akan menemani kita untuk acara yang sungguh menggembirakan, yaitu wisuda. Ya, rental mobil Jogja bisa menemani kita untuk agenda apa saja dan kapan saja termasuk acara wisuda. Kita yang ingin wisuda segera memesan rental mobil Jogja untuk tampil elegan di hari nan membahagiakan.
Rental mobil Jogja yang tepat kita gunakan sebagai pendamping di hari wisuda ialah Alif Transport. Alif Transport berada di Jalan Kaliurang KM 5,2 D3A Karangwuni, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Posisi ini masih berada di keramaian Kota Jogja. Kita yang membutuhkan mobil tersebut tidak akan kewalahan untuk menemukannya.
Mobil yang tersedia di Alif Transport sungguh beragam. Tarif yang ditawarkan juga demikian. Kita yang bisa memilih berdasarkan jenis mobil yang tersedia ataupun ketersediaan anggaran untuk acara wisuda. Apapun pilihan kita, mari segera di-booking rental mobil Jogja di Alif Transport dengan menghubungi customer service kami. Sembari menunggu proses transaksi selesai, mari kita nikmati lanjutan kisah dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka berikut ini.
Meskipun adat masih kuat, namun gelora pelajaran dan kemajuan agama yang telah berpengaruh di Sumatera Barat, tidak juga melepaskan rumah adat yang kokoh itu dari cengkeramannya. Meskipun kehendak dari mamak yang tua-tua hendak menahan juga anak-kemenakan yang perempuan menuntut ilmu, namun halangan itu sudah percuma saja. Gadis-gadis seisi rumah itu, yang selama ini turun sekali sejum’at diiringkan dayang-dayang banyak, sekarang telah mengepit kitab, melilitkan selendang pula, pergi menuntut ilmu. Ada yang ke Ladang Lawas, ada yang ke Gunung, dan ada juga yang ke Padang Panjang.
Hayati, gadis remaja puteri, ciptaan keindahan alam, lambaian gunung Merapi, yang terkumpul padanya keindahan adat istiadat yang kokoh dan keindahan model sekarang, itulah bunga di dalam rumah adat itu. Hayati, adalah nama baru yang belum biasa dipakai orang selama ini. Nama gadis-gadis di Minangkabau tempo dulu hanya si Cinta Bulih, Sabai nan Aluih, Talipuk Layur, dan lain-lain.
Bersambung [32]