Rental Mobil Jogja Tanpa Sopir Gerbang The Heritage Palace
Rental mobil Jogja tanpa sopir merupakan pilihan yang tepat untuk mendekatkan diri dengan teman, sahabat, atau kekasih. Rental mobil Jogja tanpa sopir memang dapat membuat kita merasa mobil milik sendiri. Kita bisa mengendarainya ke mana saja dan kapan saja sesuai dengan keinginan hati.
Rental mobil Jogja tanpa sopir kali ini sangat tepat kita arahkan ke luar Kota Jogja. Luar kota tersebut tidak ter, lalu jauh dari Jogja, yaitu Kota Solo. Ada sesuatu hal menarik yang sungguh disayangkan jika kita abaikan begitu saja. Tempat ini masih bisa dikatakan baru eksis di Kota Solo, yaitu The Heritage Palace.
The Heritage Palace merupakan bagungan eks PG Gembongan yang direnovasi oleh pengelolanya menjadi museum angkut. Museum ini menawarkan mobil klasik, museum 3D, omah kwalik, dan convention hall. Namun, omah kwalik dan convention hall ini masih dalam proses penyelesaian.
The Heritage Palace ini berada di Jalan Permata Raya, Gembongan, Kartasura, Sukoharjo. Posisi tersebut lebih tepatnya di sebelah barat UMS/Transmart perempatan lampu merah Gembongan ke utara. Kita bisa menemukan lokasi tersebut melalui google map dengan kata kunci PG Gembongan. Museum ini dibuka pada pukul 09.00-21.00 WIB. Jika ingin memasuki kawasan tersebut, kita mesti membayar tiket masuk sebesar Rp 55.000 per orang.
Kita pastinya sudah penasaran dengan destinasi tersebut bukan? Ayo, segera diagendakan dan jadikan sewa mobil Jogja tanpa sopir pilihan cerdas untuk transportasi menuju museum tersebut. Sembari menunggu proses transaksi selesai, mari kita nikmati kisah folkore berikut ini.
Batu Kereta
Batu Kareta terletak di Painan dan merupakan ujung dari Bukit Langkisau ke arah laut. Pulau ini terhubung dengan daratan Pantai Carocok. pada zaman dahulu sebelum dibangun jembatan Pulau Batu Kareta ini hanya bisa dicapai dengan jalan kaki saja disaat pasang lagi surut. Pada saat air laut pasang Batu Kareta ini menjadi sebuah pulau yang terpisah dari daratan Pantai Carocok. Nama Batu Kareta itu diambil dari bentuk batu yang mirip dengan roda sepeda (kereta) yang terdapat pada ujung selatan Pulau Batu Kereta ini. Menurut cerita dari informan yang saya dapatkan, bahwa zaman dulu ada sepasang kekasih yang berpacaran di pantai itu. Kala itu mereka berpacaran di pantai tersebut dengan menggunakan sepeda atau ”Kareta” bahasa Minangkabau.
Bersambung [1]
*Amelia Irva