Rental Mobil Lepas Kunci di Jogja Kawasan Mahasiswa Jogja
Rental mobil lepas kunci di Jogja bisa kita dapatkan di Alif Transport. Alif Transport merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tour and travel. Perusahaan tersebut menyediakan rental mobil lepas kunci di Jogja untuk kebutuhan wisata. Selain itu, kebutuhan lainnya seperti agenda kantor dan arisan juga dapat diperoleh di perusahaan tersebut.

Rental mobil lepas kunci di Jogja ini sangat dekat dengan wilayah kampus UGM. Hal ini menyebabkan tarif rental mobil lepas kunci di Jogja itu lebih murah daripada tempat rental lainnya. Tarif yang ditawarkan sesuai dengan budget mahasiswa.
Rental mobil lepas kunci di Jogja (Alif Transport) bisa didapatkan di alamat Jalan Kaliurang KM 5,2 D3A Karangwuni, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281. Sebelum menjemput mobil ke lokasi, mari kita pesan terlebih dahulu melalui customer service. Sembari menunggu proses transaksi selesai, mari kita nikmati lanjutan kisah dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka.
Ah, Zainuddin! …. Ibumu, kalau engkau melihat wajah ibumu, engkau akan melihat seorang perempuan yang lemah lembut, yang disudut matanya terletak pengharapan ayahmu. Dia adalah raja, anak. Dia adalah bangsawan turunan tinggi, turunan Datuk ri Pandang dan Datuk ri Tirro, yang mula-mula menanam dasar keislaman di Jumpandang ini. Dan dia pun bangsawan budi, walaupun ibumu tak pernah bersekolah. Perkawinannya dengan ayahmu tidak disetujui oleh segenap sekeluarga, sehingga nenekmu Daeng Manippi dibenci orang, dan perkawinan ini memutuskan pertalian keluarga.
Masih terasa-rasa oleh mamak, ayahmu berkata: ”Terlalu banyak korban yang engkau tempuh lantaran dagang melarat ini, Habibah.”
Jawab ibumu hanya sedikit saja: ”Adakah hal semacam ini patut disebut korban? Ada-ada saja Daeng ini.” Cuma itu jawaban ibumu, anak.
Demikianlah bertahun-tahun lamanya. Mamak masih tetap tinggal dalam rumah ini mengasuhmu dan ayahmu berjalan ke mana-mana, kadang-kadang menjadi guru pencak Padang yang masyhur itu, kadang-kadang berdukun, dan paling akhir dia suka sekali mengajarkan ilmu agama. Pakaiannya berobah benar dari semasa dia keluar dari bui. Dia tak pernah memakai destar lagi, melainkan memakai kupiah Padang yang amat disukainya, bersarung, berpakaian cara ”orang siak” di Padang katanya.
Bersambung [16]