Rental Mobil Trendi Kebutuhan dan Gaya Hidup
Rental mobil tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi sudah merambah pada gaya hidup. Dewasa ini ke mana pun kita melangkah pasti membutuhkan transportasi andalan. Hal itu dominan berujung pada rental mobil. Namun, rental mobil yang dilakukan dengan berbagai permintaan jenis mobil setiap merental, hal ini bisa digolongkan pada pemenuhan gaya hidup.
Rental mobil yang dilakukan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan ataupun gaya hidup tidak menjadi persoalan. Hal yang mesti kita perhatikan ialah rental mobil berkualitas dan harga yang relatif murah. Dewasa ini sangat banyak perusahaan yang menyediakan jasa rental mobil. Dengan demikian, sungguh merugi jika kita mendapatkan harga rental mobil yang tarifnya di atas rata-rata.
Rental mobil di Alif Transport bisa dilakukan dengan transaksi online. Hal ini pastinya mempermudah kita dalam urusan rental-merental mobil. Kita yang menginginkan hal itu, segera hubungi customer service kami. Sembari menunggu proses transaksi selesai, mari kita nikmati cerita folklore berikut ini.
Tarusan
Tarusan merupakan sebuah nagari di Pesisir Selatan. Kata ”Tarusan” di dalam Bahasa Indonesia disebut ”Terusan”. Kata ini dipakai untuk sungai buatan, yakni sungai yang terbentuk berdasarkan rancangan dan pekerjaan manusia. Kata lain tarusan di dalam bahasa Minangkabau adalah ”banda bakali”. Kata tarusan disini memang menunjuk kepada sungai. Namun bukan sungai yang dibuat manusia, karena sungai yang disebut ”Batang Tarusan” merupakan sungai alam.
Menurut informan yang memberi informasi,cerita ini memiliki dua versi. Versi pertama, bahwa seorang Sultan Indrapura Sutan Abdurrahim Tuanku Sultan Firmansyah melalui sungai yang berliku-liku ketika akan ke Taratak. Baginda memotong dari perahu untuk memperpendek jarak yang akan ditempuh, dan bagindapun ”terus-terusan berlayar”. Untuk mengenang kejadian ini maka sungai tersebut diberi nama tarusan, sedangkan menurut versi kedua seratus tahun sebelum itu, bagian hilir dari sungai yang kini bernama Batang Tarusan sudah bernama Tarusan juga. Tepatnya menurut versi kedua ini, yang disebut ”Tarusan” ketika mula pertama kali adalah kawasan sekitar pusat kerajaan Taluek Sinyalai.
Disebutkan, ketika orang rupik sudah pergi, perkampungan yang ada sudah menjadi sepi kembali, maka datanglah rombongan dari kubang Tigo Baleh terutama dari Guguk, Kotoanau dan Solok. Konon, rombongan pertama dari Darek yang berasal dari Solok ada yang meneruskan perjalanan ke selatan. Sedangkan diantaranya orang dari Solok tersebut ada yang tinggal bersama orang guguk dikawasan hilir sungai itu. Kemudian datang sekelompok orang yang menyusul.
Kelompok penyusul itu bertanya kemana sebagian dari rombongan. Diberitahu , mereka itu telah meneruskan perjalanan ke arah selatan. Ditanya, kemana jalan yang dilalui orang itu, dijawab oleh warga sekitar ketika itu ”tarusan, tarusan kin nan nah” (terus saja, terus saja ke arah sana). Nan memang di guguk (dulu) dan di Solok (sampai kini), untuk kata ”saja” (bahasa Indonesia) diucapkan ”san”. Itulah konon asal kata ”Tarusan” sebagai nama tempat itu. Dan di arah selatan, ternyata kelompok penyusul itu tidak menjumpai orang yang disusuli. Yang dijumpai masih bagian dari orang yang tinggal di ”Tarusan” tadi.
Menurut Afridal ditetapkan setiap koto di Tarusan menjadi kenagarian, Tarusan menjadi delapan kenagarian terdiri dari: 1) Siguntur (meliputi Siguntur, Taratak dan Sungai Lundang); 2) Barung-barung Balantai (meliputi Barung-barung Balantai dan Koto Pulai); 3) Duku (meliputi Duku dan Dusun); 4) Batuhampar; 5) Nanggalo; 6) Kapuh Sungai Talang (meliputi Kapuah dan Sungai Talang); 7) Ampang Pulai; 8) Sungai Pinang. Asal-usul nama Tarusan ini juga berkaitan dengan asal-usul nama Painan, Beliaupun menceritakan sedikit asal-usul nama Painan, dan ketika ditanya pula pada penduduk sekitar pada saat itu, dijawablah oleh penduduk setempat bahwa rombongan itu ”pai nan” (pergi ke sana). Di Kotogaek Guguk, saat ini kata ”sinan” (sana) kerap kali dipotong jadi ”nan” , dan itulah terjadinya nama Painan. Painan nagari yang kini menjadi ibu negeri Pesisir Selatan.
Saya mengklasifikasikan cerita prosa rakyat ini kedalam legenda setempat, karena cerita ini dipercayai oleh rakyat setempat, legenda asal mula nama Tarusan terbentuk, hingga sampai saat sekarang ini kenagarian Tarusan berkembang dan menjadi delapan kenagarian. Informan termasuk orang yang mengetahui tentang nagari, berkat beliaulah saya sebagai peneliti folklor dapat mengetahui asal mula nama Tarusan.
Amelia Irva