Rental Motor Jogja Alternatif untuk Padusan
Rental motor Jogja jangan sampai dilupakan sebab ini termasuk salah satu transportasi andalan untuk menikmati momen padusan di Jogja. Rental motor Jogja atau mobil Jogja memiliki sisi kelebihan masing-masing. Kita tidak bisa melihatnya semata-mata dari sisi keuangan saja. Namun, jika dilihat dari segi harga, sewa motor Jogja tentunya lebih murah daripada mobil. Semua itu diserahkan kepada kita sebagai konsumen.
Rental motor Jogja memiliki sisi positif selain harga yang lebih murah. Menikmati alam Kota Jogja lebih leluasa dengan rental motor Jogja. Selain itu, kemesraan dengan kekasih lebih terjamin dengan rental motor Jogja.
Rental motor Jogja harganya tidak mengalami kenaikan saat momen padusan. Kita tetap bisa menikmati harga rentalnya sebesar Rp 50.000 untuk durasi 24 jam. Dengan demikian, rental motor Jogja sudah selayaknya kita booking dari sekarang demi kelancaran acara padusan besok pagi.
Mari, kita ikuti kembali kisah Nurani dalam naskah drama berikut ini. Semoga rangkaian kisah Nurani yang kami berikan bisa membuat para konsumen mengambil nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Hal yang mesti kita ingat bahwa karya sastra guru yang tidak pernah marah.
BU DOSEN:
Yaya. Rupanya dia terikat begitu erat oleh adat dan agama. Susah sekali dia untuk bergerak bebas seperti kita.
BU KEPALA:
Memang wanita seperti itu harus dibantu. Kita harus mendidiknya dan meningkatkan taraf hidupnya. Banyak yang harus kita kerjakan agar wanita seperti itu terlepas dari ikatannya.
BU HAJI:
Ya. Ini semacam proyek kemanusiaan, Bu Kepala.
BU KEPALA:
Yaya, proyek kemanusiaan! Bahasa yang bagus. Tapi proyek begitu harus didukung oleh dana yang besar, bukan?
BU DOSEN:
Dana? Benar sekali. Bagaimana kita bisa mendapatkan dana itu?
BU DOSEN:
Pokoknya kita harus mendapatkan dana. Dengan cara apapun.
BU KEPALA:
Benar. Demi kemanusiaan dan demi membebaskan wanita dari keterikatannya yang kuno. Bila perlu kita jual segala apa yang ada pada kita.
BU HAJI:
Dan apa tidak dibantu oleh suami-suami kita?
BU KEPALA:
Wanita-wanita seperti kitalah yang harus menyadarkan suami!
BU HAJI:
Tapi, bagaimanapun, kita harus berusaha mendapatkan dana sendiri tanpa bantuan mereka. Setidak-tidaknya membuktikan bahwa emansipasi itu benar-benar dapat dijalankan.
BU DOSEN:
Bagaimana mendapatkan dananya?
BU KEPALA:
Tadi sudah kukatakan. Jual segala apa yang ada. Kita harus berkorban demi wanita-wanita yang masih terikat dalam kemiskinan dan keterbelakangan itu.
BU HAJI:
Apa ya? Apa yang harus kita jual, ya?
BU KEPALA:
Begini.
Bu Kepala turun dari kursi. Ketiganya berbisik sebentar kemudian mengangguk-angguk.
Bersambung [9]