Sewa Mobil dan Sopir di Jogja Melayani Semua Rute Perjalanan
SEWA MOBIL BESERTA SOPIR DI JOGJA
Sewa mobil dan sopir di Jogja adalah fasilitas perjalanan wisata yang sungguh mengasyikkan. Kita tidak perlu repot dan capek mengendarai mobil sendiri. Fasilitas tersebut bisa dijadikan untuk menfokuskan diri pada traveling yang sudah diagendakan. Sewa mobil dan sopir di Jogja pastinya bisa diperoleh dengan tarif yang relatif murah. Sewa mobil dan sopir di Jogja yang murah bisa kita dapatkan di Alif Transport. Alif Transport berada di Jalan Kaliurang KM 5,2 D3A Karangwuni, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Posisi ini sangat dekat dengan Tempo Gelato yang ada di Jalan Kaliurang. Selain itu, kantor Alif Transport berdekatan dengan wilayah kampus UGM.
Sewa mobil dan sopir di Jogja bisa kita pesan untuk semua rute perjalanan. Rute perjalanan tersebut tidak hanya untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika kita traveling ke luar Provinsi Jogja juga bisa memanfaatkan fasilitas sewa mobil dan sopir di Jogja pada perusahaan Alif Transport. Soal harga sewa mobil dan sopir di Jogja bisa kita bicarakan melalui customer service kami. Mari, segera di-booking untuk perjalanan wisata kita ke mana saja dan kapan saja. Sembari menunggu proses transaksi selesai, mari kita nikmati kisah folklore berikut ini.
Batu Takuluak
Pada zaman dahulu di Sumpur Kudus hiduplah seorang ibu yang sudah tua dengan anaknya yang masih muda dan cantik. Mereka sangat miskin. Tidak punya apa-apa, bahkan untuk makan pun mereka susah. Suatu hari ketika perut telah lapar, ternyata nasi tidak ada dan beras pun juga tidak. Mereka pergi meminjam beras kepada lentenir. Sampai di rumah lentenir itu, mereka dipersilakan masuk. Sang anak masuk tetapi ibunya tidak dibawanya. Lentenir bertanya pada anak itu ’’Mengapa ibumu tak kau bawa masuk?” ’’Tak perlu!” katanya.
Kemudian lentenir memanggil ibunya dan membawanya masuk. Lentenir itu menyuruh mereka makan, anak gadis itu makan dengan lahap. Sementara ibunya diam saja. Lalu lentenir menyuruh ibunya makan. Ibu itu berkata ’’Tak usahlah Pak.” ’’Beri saja ia makan di kandang burung, iakan sama dengan anjing!” sela anaknya yang durhaka itu.
Setelah anak itu selesai makan, lentenir pun mengambilkan beras. Mereka telah mempunyai beras untuk dibawa pulang. Anak itu tidak mau membawa beras yang berat itu, ia menyuruh dan membiarkan ibunya yang sudah tua dan tak berdaya lagi membawa barang yang begitu berat. Di tengah perjalan pulang, kaki anak itu terpuruk ke dalam lumpur.
Lumpur itu menghisapnya. Semakin lama tubuhnnya semakin jauh terpuruk ke dalam lumpur itu. Ia berteriak dan minta tolong ’’Alah tabanam sampai lutuik aden Mak, tolong Mak….!” ’’Cucuik paja tu!” sumpah ibunya. Tubuhnya semakin terbenam. Hingga akhirnya hilang, hanya tinggal kepalanya saja. Kemudian kepalanya itu berubah menjadi batu yang berbentuk takuluak yang dipakainya. Menurut cerita masyarakat, batu takuluak itu tidak menetap di suatu tempat saja. Dia bisa pindah-pindah. Tetapi, tempat terjadinya cerita itu diberi nama ’’Batu Takuluak” sampai sekarang.
Bapak Sukri mendengar cerita ini dari neneknya dan biasanya cerita ini selalu disampaikan secara turun temurun. Waktu kecil neneknya sering bercerita kepadanya. Tetapi sekarang jarang orang tua yang menceritakan cerita ini lagi kepada anak-anaknya. Karena jarang di ceritakan lagi, kaum muda sekarang menganggap cerita ini hanya dongeng, tetapi merka tetap mempercayai cerita tersebut. Saya mengklasifikasikan cerita ini ke dalam legenda karena menurut informan cerita ini dipercayai oleh masyarakat dan dianggap benar-benar terjadi oleh masyarakat setempat.
Deni Septiani Putri