Sewa Mobil di Jogja Lepas Kunci Fleksibel dan Asyik
Sewa mobil di Jogja lepas kunci? Istilah ini sudah hal yang lumrah dalam dunia rental mobil. Kita yang masih asing dengan istilah tersebut menandakan bahwa tidak terbiasa dengan alam rental mobil. Sungguh disayangkan jika itu yang terjadi. Itu artinya kita tidak mengikuti tren zaman now.
Sewa mobil di Jogja lepas kunci mesti segera kita nikmati. Kita yang belum terbiasa dengan dunia tersebut hendaklah segera dibiasakan supaya tidak ketinggalan trendi. Kita mesti mengikuti trendi supaya bisa menikmati hidup di masa itu. Hal yang mesti kita ingat ialah hidup hanya sekali dan sungguh disayangkan jika tidak dinikmati dengan baik. Selain itu, kita juga harus memahami bahwa mengikuti trendi bukan berarti hidup berpoya-poya.
Sewa mobil di Jogja lepas kunci kali ini hadir untuk menghibur kita. Menghibur tersebut bukan hanya saat perjalanan, tetapi selama booking juga sudah menghibur para konsumen. Hal itu dilakukan melalui sajian naskah drama ROH karya Wisran Hadi. Kita tentunya sudah penasaran bukan dengan lanjutan kisahnya?
IBU SURI
Gaca den[1]! Roh asing! Getaut[2]!
TOKOH XI
Sebentar. Jika madam kehilangan Suri. Aku dapat memberikan informasi.
IBU SURI
O, Sorry! Sori atau Suri?
TOKOH XI
Sebenarnya Suri pendaki gunung. Terakhir kutemui di Kathmandu. Perkenalanku di Tangkuban perahu, dia punya humor-humor pegunungan. Dengar, kau tahu John, katanya. Kenapa orang Minang lebih suka berladang di punggung kawan dan bertanam tebu di bibir? Karena semua tanah dan lading mereka sudah dijadikan daerah transmigrasi.
Aku tidak merasakannya sebagai humor. Aku tidak tertawa. Tapi, dia merasa lucu dan tertawa sendiri. Kesimpulanku adalah Suri suka menertawakan diri sendiri.
PEMAIN I (DATANG TERGESA)
Bohong! Suri bukan pendaki gunung! Roh asing selalu memberikan keterangan yang merendahkan derajat Suri. Hei bung! Kalau melihat persoalan jangan hanya dari puncak gunung. Ayo, kembali ke Australia!
TOKOH XI
Kalau tidak percaya, lihat potret ini. (MENGELUARKAN SEBUAH POTRET) potret Suri tertawa sendiri di puncak gunung. Itu tandanya dia suka menghibur diri sendiri, bukan?
PEMAIN II (DATANG DAN MENGAMBIL POTRET ITU)
Coba lihat. Potret apa ini? Lensanya tidak focus.
TOKOH IX
Aku memotret pakai lensa mata ikan
PEMAIN III (DATANG DAN MENGAMBIL POTRET ITU)
Potret ini bukan diambil dengan lensa mata ikan.
TOKOH XI
Ah, lalu?
PEMAIN III
Dengan mata sapi.
PEMAIN I
Mata-mata, itu baru betul
Bersambung [21]
[1] bocor saya (Minang)
[2] maksudnya; Get Out (Ing)