Sewa Mobil di Jogja Tanpa Sopir Solusi Hemat Sepanjang Bulan
Sewa mobil di Jogja tanpa sopir pastinya menguntungkan. Mengapa tidak? Kita bisa lebih hemat saat traveling dengan fasilitas sewa mobil di Jogja tanpa sopir. Kita cukup mengeluarkan budget untuk sewa mobil. Setelah itu, kita tidak perlu mengeluarkan dana untuk uang jalan sopir.
Sewa mobil di Jogja tanpa sopir bisa kita peroleh dengan harga Rp 250.000. Ini merupakan tarif sewa mobil di Jogja tanpa sopir untuk mobil Livina. Sungguh murah bukan? Tarif itu berlaku untuk durasi 12 jam. Kalau sewa mobil dengan sopir, tentunya kita mesti menyediakan anggaran dana untuk uang jalan sopir. Inilah yang menyebabkan sewa mobil di Jogja tanpa sopir lebih hemat dan cocok untuk berbagai kondisi keuangan.
Kita yang menginginkan sewa mobil di Jogja tanpa sopir bisa segera menghubungi customer service kami melalui whatshapp atau telpon. Apapun informasi yang ingin diketahui bisa ditanya langsung dengan mereka. Sembari menunggu proses transaksi selesai, mari kita nikmati lanjutan kisah folklore berikut ini.
Julang si batu julang
Julangan den ka ateh langik
Berang induak jo ayah den berang
Dek karano den membuek bubue angik
Si anak terus mengucapkan kata-kata tersebut saat batu itu membawanya ke langit. Ketika ia dan batu tersebut sudah sampai di langit, ia teringat akan amarah orang tuanya sehingga yang tadinya ia sedih menjadi marah kepada orang tuanya. Menurutnya orang tuanya tidak boleh sekasar itu kepadanya. Karena marahnya si anak menghentakkan kakinya ke batu yang dipijaknya. Batu tersebut terbelah menjadi tiga dan jatuh kembali ke sungai sedangkan si anak hilang dan tidak kembali lagi ke bumi.
Bapak Suardi mendapatkan cerita ini dari orang-orang sekitar rumahnya saat ia masih kecil. Cerita ini dipercaya oleh masyarakat setempat dan sering dikabakan oleh anak-anak saat bermain.
Menurut Bapak Suardi si anak tadi kualat karena marah dan menghentakkan kakinya. Padahal menurutnya, betapa pun anak marah pada orang tuanya, si anak tidak boleh sampai menghentakkan kaki. Jadi karena kelakuannya si anak menghilang dan tidak kembali lagi.
Saya mengklasifikasikan cerita ini ke dalam legenda kerena menurut informan cerita ini benar-benar terjadi dan dipercaya oleh masyarakat setempat. Batu tersebut masih ada sampai sekarang. Batu ini ada di sungai yang bernama Batang Paingan di Desa Malai Tangah Kecamatan Batang Gasan Padang Pariaman yang sekarang sudah ditumbuhi pohon-pohon. Informan sendiri sudah pernah ke sana bahkan ketika masih kecil informan sering main
di batu tersebut dan mengucapkan kata-kata yang diucapkan si anak ke batu tersebut.
Winda Sevni Yenti