Sewa Mobil Harian di Jogja Solusi Acara Sakral
Sewa mobil harian di Jogja identik digunakan untuk acara sakral seperti acara pernikahan. Hal ini disebabkan sewa mobil harian di Jogja menyediakan hanya untuk agenda-agenda tertentu. Selain itu, sewa mobil harian di Jogja hanya berlaku untuk mobil-mobil tertentu.
Sewa mobil harian di Jogja yang sering digunakan untuk acara pernikahan ialah mobil new camry. Mobil ini bisa kita sewa seharga Rp 1.500.000 per hari. Bila mobil ini digunakan untuk acara pernikahan, tarif sewa tersebut sudah termasuk uang jalan sopir dan BBM. Selain itu, harga yang ditawarkan tersebut juga sudah termasuk karangan bunga penghias mobil pengantin.
Sewa mobil harian di Jogja dengan tarif ini bisa diperoleh di Alif Transport. Alif Transport terletak di Jalan Kaliurang KM 5,2 D3A Karangwuni, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Silahkan segera kita kunjungi alamat tersebut. Kita juga bisa memesan melalui customer service sebelum berkunjung ke lokasi ini. Sembari menunggu proses transaksi dari customer service, mari kita nikmati lanjutan kisah dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka berikut ini.
”Mamak jangan panjang was-was. Pepatah orang Mengkasar sudah cukup: ”anak laki-laki tak boleh dihiraukan panjang hidupnya ialah buat berjuang, kalau perahunya telah dikayuhnya ke tengah, dia tak boleh surut palang, meskipun bagaimana besar gelombang. Biarkan kemudi patah: biarkan layar robek, itu lebih mulia dari pada membalik haluan pulang.”
Peluit kapal berbunyi, pengantar turun, air mata mak Base masih membasahi pipinya. Dan tidak berapa lama kemudian, rengganglah kapal dari pelabuhan Mengkasar, hanya lenso (saputangan) saja yang tak berhenti dikibarkan orang, baik dari darat atau dari laut. Meskipun kapal renggang, Zainuddin masih berdiri melihat pelabuhan, melihat pengasuhnya yang telah membesarkannya bertahun-tahun, tegak sebagai batu di tepi anggar, walaupun orang lain telah berangsur pulang. Lama-lama hilanglah pulau laya-laya, ditengoknya ke tepi, jelas nian olehnya rumah tempat dia dilahirkan, sunyi dan sepi, di tepi laut dekat Kampung Baru. Kemudian itu hilang Galesong, hilang Gunung Bawa Kara Eng, hilang puncak Lompo Batang, dan Malino telah dilingkungi kabut.
Bersambung [26]