Sewa Mobil Jogja 2018 Jangan Diragukan Harga dan Kualitasnya
Sewa mobil Jogja 2018 tentunya hadir di hadapan kita untuk mengisi momen padusan menjelang bulan Ramadan tahun ini. Hal terpenting yang mesti kita siapkan ialah teman untuk menikmati momen tersebut. Setelah itu, tentukan destinasi wisata yang hendak dituju. Sesi terakhir ialah mencari sewa mobil Jogja 2018 yang murah, tetapi kualitasnya tetap terjaga.
Sewa mobil Jogja 2018 yang murah dan berkualitas ialah Alif Transport. Alif Transport hadir di kalangan mahasiswa Jogja untuk menemani momen padusan pekan depan. Jika kita bukan mahasiswa Jogja jangan berkecil hati. Alif Transport tetap bersedia menyewakan mobilnya kepada kita. Tentunya kategorinya berbeda, yaitu wisatawan. Persyaratan yang digunakan pastinya berbeda dengan mahasiswa. Namun, harga yang didapat dan kualitasnya tetaplah sama.
Sewa mobil Jogja 2018 meminta kita untuk sabar dalam antrean. Mohon kita maklumi karena orderan saat momen menjelang padusan seperti ini sungguh banyak. Walaupun demikian, tetap akan mendapatkan pelayanan yang maksimal. Supaya kita tidak bosan menunggu, mari dilanjutkan membaca kisah Nurani dalam naskah drama berikut ini.
BU KEPALA:
Cukup!
Nurani selesai diikat. Ketiga wanita itu lega dan meneliti korsi antik
BU KEPALA:
Korsi inilah yang kucari selama ini.
BU DOSEN:
Yaya. Dengan korsi ini, kedudukanku akan sama dengan suamiku.
BU HAJI:
Korsi ini akan membuat persamaan hak antara aku dan suamiku. Cantiknya korsi ini.
BU KEPALA:
Korsi yang anggun, mahal dan diidam-idamkan. Kini telah ditemukan!
BU DOSEN:
O, korsi yang manis.
BU KEPALA:
Emansipasi! (menjilat-jilat koris)
BU HAJI:
Persamaan hak! (menjilat-jilat korsi)
BU DOSEN:
Kemerdekaan wanita! (menjilat-jilar korsi)
Sementara ketiga wanita menjilat-jilat korsi dengan penuh nafsu. Nurani menangis sedih. Dia meratap dalam dendang dan pantun-pantun..
BU HAJI:
Aku ingin duduk di sini (mencoba duduk)
BU DOSEN:
Aku juga. (menyeret Bu Haji, lalu duduk)
BU KEPALA:
Aku lebih berhak (menyeret Bu Dosen, lalu duduk)
BU DOSEN:
Hak kita sama! (menyeret Bu Kepala)
BU KEPALA:
Tidak! Aku punya hak istimewa! (bertahan)
Mereka terus berusaha duduk tapi selalu diseret yang lain
NURANI:
Inilah akibatnya! Inilah akibatnya!
Sebentar lagi ibu-ibu akan berbunuhan!
Jangan duduk di situ, kataku! Jangan!
BU KEPALA:
Kucing dapur! Diam!
NURANI:
Korsi itu untuk laki-laki! Jangan melawan kodrat! Jangan melawan hukum alam!
BU HAJI:
Diam kau, setan!
BU KEPALA:
Diam! (menyumbat mulut Nurani dengan saputangan)
Berteriaklah lebih keras!
Bersambung [6]