Sewa Motor Jogja Trendi dan Bergengsi di Kalangan Mahasiswa Jogja
Sewa motor Jogja sudahkah dimanfaatkan untuk ngabuburit? Ngabuburit terkadang memang lebih asyik dengan mengendarai sepeda motor. Kita bisa menikmati panorama sisi jalan dengan lebih leluasa. Kalau kita tidak memiliki sepeda motor yang layak dan bergengsi untuk ngabuburit, sewa motor Jogja solusinya.
Sewa motor Jogja memang hadir di hadapan kita untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini dapat dilihat dari sisi kelayakan sepeda motor yang terdapat pada sewa motor Jogja. Motor yang disewakan oleh sewa motor Jogja dapat dikatakan layak karena selalu terawat dengan baik baik dari sisi mesin maupun penampilannya.
Sewa motor Jogja ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat juga bisa dilihat dari sisi gengsi yang diberikan. Ini tentunya berkaitan dengan gaya hidup masyarakat zaman now. Kita menyewa motor untuk tujuan gaya hidup pastinya mempertimbangkan kebaruan motor yang disewa. Selain itu, bila sewa motor dilakukan setiap saat, sasaran utama kita pastinya menyewa unit yang berbeda dengan hari sebelumnya. Semua itu tentunya bertujuan untuk pemenuhan gaya hidup.
Sewa motor Jogja selalu siap dengan segala keinginan konsumen. Ini memberikan kesempatan untuk selalu mendapatkan tujuan kita menyewa motor. Tujuan itu pastinya selalu berhubungan dengan kebutuhan hidup atau gaya hidup maupun keduanya. Dengan demikian, mari segera kita booking sebelum persediaannya habis. Sembari menunggu respon dari customer service, mari kita nikmati lanjutan kisah Ibu Suri dalam naskah drama ROH karya Wisran Hadi berikut ini.
BAGIAN KEDUA
MANDA, MEDIUM YANG TERKENAL ITU DATANG MENYANDANG BARANG BAWAAN BERUPA SEBUAH TONGKAT PANJANG, DAN BUNGKUSAN KAIN HITAM BESAR BERISI BERBAGAI KEPERLUAN PENGOBATAN. SETELAH BARANG-BARANGNYA DILETAKKAN, DIDEKATINYA IBU SURI YANG MASIH TERGELETAK DI LANTAI. SEGERA DIAMBILNYA TUJUH HELAI LIDI DAN DUPA. DIBAKARNYA KEMENYAN. DIA MENGELILINGI TUBUH IBU SURI DAN MELECUT-LECUTKAN LIDI KE TUBUH YANG TAK BERDAYA ITU, SAMBIL MENGUCAPKAN KATA-KATA KERAMATNYA.
Malekum malekum malekum salam
Lam malekum salam, Salam malekum
Salam malekum
MANDA BERHENTI BERUCAP DAN BERKELILING SAAT IBU SURI MULAI BERGERAK, BANGKIT DENGAN LEMAH DAN PERLAHAN-LAHAN BERDIRI.
IBU SURI
Manda, tak kuingat lagi berapa lama Suri di rantau. Selain saat kepergiannya, ada sesuatu yang asing terasa dalam diriku. Mengigau. Manda, sakitkah Suri hingga tidak ada surat sampai?. Laratkah Suri hingga tak ada kiriman datang?. Beratkah kerjanya hingga tak ada berita tiba?. Manda, aku ingin tahu Suri ku. Panggilkan lagi arwah nenek moyang. Roh tokoh-tokohmu.
MANDA
Ibu Suri, bertanya pada roh para tokoh atau pun arwah nenek moyang merupakan tipu muslihat setan memperdaya keimana. Syirik hukumnya bila dikerjakan. Neraka jahanam ancamannya. Begitu kata guru agamamu.
IBU SURI
Guru agamaku tak mampu menerangkan di mana Suri. Penghulu adatku tak dapat menjelaskan kemana Suri. Mesin hitungku tak kunjung mengurai. Sansai[1] kah Suri?. Manda, kemana lagi aku harus bertanya. Berita Koran tak lagi menyakinkan. Siaran televise sulit diyakini. Iklan majalah susah dipercaya.
MANDA
Bila kau lakukan juga, dosamu tak akan dapat ampunan.
[1] banyak derita, sengsara, sedih sekali.
Bersambung [8]