Tarif Sewa Mobil di Jogja Sesuai dengan Kapasitas Konsumen
Tarif sewa mobil di Jogja adalah informasi utama yang dibutuhkan sebelum memutuskan untuk merental mobil atau tidak. Selain itu, tarif sewa mobil di Jogja juga menjadi penentu pilihan mobil yang akan kita sewa. Apa pun agenda kita di Jogja tarif sewa mobil di Jogja pasti sangat dibutuhkan.

Tarif sewa mobil di Jogja pastinya beragam. Keberagaman itu bisa menjadi anugrah bagi kita karena bebas memilih perusahaan tempat merental mobil. Hal ini dipastikan memberi kita peluang untuk mendapatakn tarif sewa mobil di Jogja yang lebih murah.
Tarif sewa mobil di Jogja yang lebih murah ada di Alif Transport. Jika kita menyewa mobil mobilio bisa diperoleh dengan harga Rp 275.000. Tarif tersebut berlaku untuk durasi peminjaman 12 jam. Kita yang berkeinginan menyewa mobil ini silahkan segera menghubungi customer service kami. Sembari menunggu proses transaksi selesai, mari kita nikmati kisah folklore berikut ini.
Batu Lipek Kain
Di sebuah nagari yang bernama Sariak Alahan Tigo, tepatnya di Rimbo Taeh terdapat sebuah batu yang menyerupai kain yang berlipat. Pada waktu itu hiduplah sebuah keluarga yang mempunyai anak laki-laki karena kehidupan yang miskin, maka anaknya berniat untuk menjadi pedagang kain. Pada suatu hari karena ibunya itu ingin memakan sirih, Ia pun berniat untuk meminta uang dari logam karena anaknya kesal kepada orang tuanya akhirnya anaknya memberi uang dengan marah sambil memasukkan uang tersebut ke mulut Ibunya karena uang itu keras mulut ibunya pun berdarah. Melihat perlakuan dari anaknya itu, ia pun merasa sangat sedih sampai mencucurkan airmata. Setelah memberikan uang kemudian anaknya itu berangkat ke pasar karena hati ibunya masih merasa sedih atas perlakuan anaknya itu, kemudian ia berdoa ”nan kamanjadi batulah dagangan ang ndak eh” yang artinya, ”semoga dagangan mu menjadi batu”.
Anaknya itu berangkat dari rumah untuk menjual barang dagangannya ke Pasar Sungai Abu. Dalam perjalanan dia sudah merasakan tidak enak badan namun dia tetap saja meneruskan perjalanannya sampai ke Pasar Sungai Abu. Dia merasa gelisah sampai-sampai tidak bisa makan. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Di perjalanan, tepatnya sesampai di daerah Rimbo Taeh terasalah seperti bumi itu bergoncang. Karena doa ibunya terkabul di tempat tersebut dia merasa pusing dan dagangannya terjatuh. Dagangannya itu kemudian menjadi batu. Dalam kejadian itu barang dagangan yang telah menjadi batu ditemukan, tetapi anak laki-laki tersebut tidak ditemukan.
Bapak Mandaro mendengarkan cerita ini secara turun temurun dari neneknya. Ketika bapak Mandaro masih kecil, neneknya pernah menceritakan cerita ini kepadanya, begitu juga dengan orang tua bapak Mandaro yang menceritakan cerita ini kepadanya. Cerita ini dipercayai olah masyarakat setempat dan dianggap pernah terjadi.
Saya mengklasifikasikan cerita ini ke dalam legenda karena menurut Bapak Mandaro cerita ini dipercayai oleh masyarakat dan dianggap benar-benar terjadi.
Sri Wahyuni